Cara Mengawinkan Burung Murai Penghasil Anakan Calon Juara

Kandang breeding burung Murai milik A-Bond Bird Farm di Desa Mendak. (Foto: Wiradesa)

KLATEN – Pemilik A-Bond Bird Farm di Desa Mendak, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menemukan cara yang jitu untuk mengawinkan burung Murai yang menghasilkan anakan burung calon juara. Cara itu ditemukan berdasarkan pengalamannya selama bertahun-tahun melakukan pembiakan burung Murai Batu Medan.

Ada beberapa langkah atau tahap yang dilakukan pemilik A-Bond Bird Farm, Agung Hartana, yang juga aktivis Pelestari Burung Indonesia. Pertama, menyiapkan kandang breeding atau tempat pembiakan yang bersih, agak lembab, tersedia air, tempat menaruh pakan, dan tempat bertelur. Lebih bagus jika breedingnya diset, seperti kondisi alam yang disukai burung Murai, ada pepohonan, ada air, dan cukup ruang agar burung leluasa bergerak.

Kedua, memilih 3 atau 4 ekor burung Murai betina berkualitas yang akan dikawinkan. Untuk menentukan burung betina berkualitas atau tidak, caranya antara lain dengan mencermati cara bernafasnya, bentuk tubuhnya, dan kesehatan burung. “Kalau bernafasnya lemah dan tubuhnya kecil, biasanya burung itu tidak sehat, dan yang begini, jangan dipilih,” ujar Agung Hartana, saat ditemui Wiradesa.co di tempat penangkarannya Desa Mendak, Jumat 28 Oktober 2022.

Baca Juga:  Anakan Burung Unta, Usia Sebulan Sepasang Bisa Mencapai Rp 30 Juta

Ketiga, memasukkan 3 atau 4 ekor burung Murai betina ke dalam kandang breeding secara bersamaan. Burung itu masih trotol berusia 3 bulan sampai dengan dewasa sekitar 8 bulan. Karakter burung Murai itu galak. Jika tidak cocok atau tidak jodo, maka burung Murai akan tarung, dan biasanya ada yang mati karena kalah bertarung.

Untuk menghindari agar tidak saling tarung, maka saat dimasukan ke tempat pembiakan kondisi burung masih trotol dan usianya 3 bulan. Sehingga 3 ekor burung Murai betina itu tubuhnya belum kuat untuk bertarung dan ketiganya akan tumbuh bersama, serta saling mengenal, dan saling menyesuaikan antara satu burung dengan lainnya. “Burung itu juga makhluk hidup. Mereka punya perasaan juga,” ungkap Agung yang juga Kepala Desa Mendak, Delanggu, Klaten.

Tahap keempat, memilih 1 ekor burung Murai jantan yang berkualitas unggul. Keunggulan pejantan ini, ciri-cirinya memiliki katuranggan, trah juara, dan bentuk fisiknya bagus. Burung Murai jantan yang memiliki ciri-ciri tersebut, umumnya harganya mahal, sampai Rp 70 juta per ekor, bahkan ratusan juta rupiah. Sehingga hanya tempat penangkaran tertentu yang memiliki pejantan indukan yang mampu menghasilkan anakan calon juara.

Baca Juga:  Joget Mbak Tri Penjual Bakso Kojek

Setelah itu masukan burung Murai jantan berkualitas ke kandang breeding. Sediakan setumpuk daun cemara. Burung-burung Murai itu akan membuat sarangnya sendiri. Burung Murai akan ngunjal atau mengambil daun cemara dari tumpukan di bawah untuk dibawa ke atas tempat yang akan dijadikan sarangnya. Singkatnya setelah kawin secara alamiah, burung-burung betina akan bertelur dan mengerami di sarang yang dibuatnya.

Agung Hartana di samping kendang breedingnya. (Foto: Wiradesa)

Bisnis Menggiurkan

Pembiakan atau breeding burung Murai merupakan usaha bisnis yang menggiurkan dan kini menjadi lirikan anak-anak muda. Karena, selain budidayanya tidak sulit, harga burungnya juga cukup tinggi. Seekor trotol burung Murai bisa laku antara Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta. Jika sebulan bisa laku 10 trotol, maka dalam satu bulan sudah mengantongi uang Rp 50 juta. Sangat menggiurkan.

Berdasarkan pemantauan Wiradesa.co, burung Murai Batu banyak ditawarkan di pasar online. Misalnya, sepasang burung Murai Batu ditawarkan Rp 2.250.000. Kemudian seekor Murai trotol ternakan ditawarkan Rp 650.000, burung Murai gacoran ekor Panjang Rp 5.000.000, burung Murai Medan Gembling NoBrand Rp 410.000, dan trotolan Murai Batu trah prestasi jantan usia 2 bulan NoBrand Rp 600.000.

Baca Juga:  Berkebun Pepaya California: 1000 Pohon Potensi Untung 12 Juta Perbulan

Namun, seorang penangkar burung Murai Bernama Edi di Dusun Bulurejo Desa Damarwulan, mengungkapkan banyak peminat burung yang memesan Murai ekor panjang. Mereka berani beli dengan harga kisaran Rp 20 juta sampai Rp 30 juta. Semakin panjang ekornya semakin mahal harganya. Bahkan jika bulunya berwarna bagus, kemudian ada warna seperti kalung di lehernya, dan ekornya panjang, serta suaranya nyaring, bisa laku Rp 50 juta sampai Rp 100 juta per ekor.

Ternyata pembiakan burung Murai memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Jika ditekuni dengan baik, makan bisnis burung ini bisa meraup keuntungan ratusan juta rupiah. Penangkaran burung Murai merupakan jenis usaha warga desa yang layak untuk dicoba. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *